BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar belakang
Retorika
merupakan sebuah kajian menarik yang perlu mendapat perhatiam oleh
Mahasiswa yang tengah menimba ilmu engetahuan di bidang ilmu sosial dan
ilmu politik,maka dari itu pembahasan tentang Retorika memiliki ,daya
tarik tersendiri bagi penulis untuk coba mengkaji topik mengenai
Retorika
1.2 Tujuan Penulisan
Penulisan
makalah ini ditujukan untuk memperluas cakrawala berpikir penulis dan
juga kepada khalayak umumnya yang akan menambah ilmu pengetahuan penulis
dan pembaca mengenai hal hal yang dianggap perlu di ketahui mengenai
Retorika dalam hal ini
1.3 Rumusan pembahasan
a.Apa itu Retorika?
bBagaimana Perkembangan retorika?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 mengenal Retorika
Retorika (dari bahasa Yunani ῥήτωρ,
rhêtôr, orator, teacher) adalah sebuah teknik pembujuk-rayuan secara
persuasi untuk menghasilkan bujukan dengan melalui karakter pembicara,
emosional atau argumen (logo), awalnya Aristoteles mencetuskan dalam
sebuah dialog sebelum The Rhetoric dengan judul 'Grullos' atau Plato
menulis dalam Gorgias, secara umum ialah seni manipulatif atau teknik persuasi
politik yang bersifat transaksional dengan menggunakan lambang untuk
mengidentifikasi pembicara dengan pendengar melalui pidato, persuader
dan yang dipersuasi saling bekerja sama dalam merumuskan nilai,
keprcayaan dan pengharapan mereka. Ini yang dikatakan Kenneth Burke
(1969) sebagai konsubstansialitas dengan penggunaan media oral atau
tertulis, bagaimanapun, definisi dari retorika telah berkembang jauh
sejak retorika naik sebagai bahan studi di universitas. Dengan ini, ada
perbedaan antara retorika klasik (dengan definisi yang sudah disebutkan
di atas) dan praktik kontemporer dari retorika yang termasuk analisa
atas teks tertulis dan visual.
Dalam
buku Theories of Human Communication karangan Little John, dikatakan
bahwa studi retorika sesungguhnya adalah bagian dari disiplin ilmu
komunikasi. Mengapa?
karena di dalam retorika terdapat penggunaan simbol-simbol yang
dilakukan oleh manusia. Karena itu Retorika berhubungan erat dengan
komunikasi Persuasi. Sehingga dikatakan retorika adalah suatu seni dari
mengkonstruksikan argumen dan pembuatan pidato. Little John mengatakan re torika adalah ” adjusting ideas to people and people to ideas” (Little John, 2004,p.50)
Selanjutnya
dikatakan bahwa Retorika adalah seni untuk berbicara baik, yang
dipergunakan dalam pros s komunikasi antarmanusia (Hendrikus, 1991,p.14)
Sedangkan oleh sejarawan dan negarawan George Kennedy mendefinisikan re
torika sebagai …” the energy inherent in emotion and thought, transmitted through a system of signs, including language to other to influence their decisions or actions” (dikutip
dalam Puspa, 2005:p.10) atau kalau diterjemahkan dalam bahasa Indonesia
menjadi Retorika adalah…”suatu energi yang inheren dengan emosi dan
pemikiran, yang dipancarkan melalui sebuah sistem dari tanda-tanda,
termasuk didalamnya bahsa yang ditujukan pada orang lain untuk
mempengaruhi pendapat mereka atau aksi mereka”
2.3 Perkembangan dan Prinsip dasar retorika
Perkembangan
Retorika
mulai dikenal pada tahun 465 SM, ketika Corax menulis makalah bejudul
Techne Lagon (Seni kata-kata). Pada waktu itu seni berbicara atau llmu
berbicara hanya digunakan untuk membela diri dan mempengaruhi orang
lain. Membela diri di pengadilan ketika orang lain mengambil tanah atau
mengakui tanahnya karena waktu itu belum ada sertifikat tanah. Membela
diri ketika seseorang, katakanlah orang kaya raya dituduh mengorbankan
kehormatannya dengan hanya mencari setandan pisang di kebun dan
sebagainya.
Singkat
retorika atau ilmu komunikasi pada waktu itu hanya digunakan untuk
membela diri yang berhubungan dengan kepentingan sesaat dan praktis.
Sementara untuk mempengaruhi orang lain, menurut Aristoteles ada 3 cara yaitu :
- Harus sanggup menunjukkan kepada khalayak bahwa kita memiliki pengetahuan yang luas, kepribadian yang terpercaya dan status yang terhormat yang disebut “ethos”
- Harus dapat menyentuh hati khalayak, perasaan, emosi, harapan, kebencian dan kasih sayang yang disebut “phatos”
- Meyakinkan khalayak dengan bukti yang kelihatan, yang disebur “logos”
- Dari sejarah singkat perkembangan retorika atau ilmu komunikasi klasik yang patut kita catat yakni mengenai tahap penyusunan pidato karya Aristoteles yang sampai sekarang masih terus dipakai, adalah penentuan tema, penyusunan, gaya, memori dan penyampaian.
Prinsip-Prinsip Dasar Retorika
Retorika atau ilmu komunikasi adalah cra pemakaian bahasa sebagai seni yang didasarkan pada suatu pengetahuan atau metode y ang teratur atau baik. Berpidato, ceramah, khutbah juga termasuk kajian retorika. Cara-cara mempergunakan bahasa dalam bentuk retorika seperti pidato tidak hanya mencakup aspek-aspek kebahasaan saja tetapi juga mencakup aspek-aspek lain yang berupa penyusunan masalah yang digarap dalam suatu susunan yang teratur dan logis adanya fakta-fakta yang meyakinkan mengenai kebenaran masalah itu untuk menunjang pendirian pembicara.
Oleh
karena itu suatu bentuk komunikasi yang ingin disampaikan secara
efektif dan efisien akan lebih ditekankan pada kemampuan berbahasa
secara lisan. Suatu komunikasi akan tetap bertitik tolak dari beberapa
macam prinsip.
Prinsip-prinsip dasar itu adalah sebagai berikut :
- Penguasaan secara aktif sejumlah besar kosakata bahasa yang dikuasainya. Semakin besar jumlah kosa kata yang dikuasai secara aktif semakin besar kemampuan memilih kata-kata yang tepat dan sesuai untuk menyampaikan pikiran
- Penguasaan secara aktif kaidah-kaidah ketatabahasaan yang memungkinkan pembicara menggunakan bermacam-macam bentuk kata dengan nuansa dan konotasi yang berbeda-beda.
- Mengenal dan menguasai bermacam-macam gaya bahasa dan mampu menciptakan gaya yang hidup dan baru untuk lebih menarik perhtian pendengar dan lebih memudahkan penyampaian pikiran pembicara.
- Memiliki kemampuan penalaran yang baik sehingga pikiran pembicara dapat disajikan dalam suatu urutan yang teratur dan logis.
Urgensi Ilmu Komunikasi atau Retorika Bagi Calon Pemimpin
Setiap calon selain ia harus berwawasan luas juga dituntut harus mempunyai keterampilan berkomunikasi atau berbicara. Keterampilan tersebut dapat diperoleh melalui latihan yang sistematis, terarah dan berkesinambungan. Tanpa latihan, kepasihan berbicara atau pidato tidak dapat tercapai. Disamping itu, calon pemimpin juga harus mengetahui ciri-ciri pembicara yang ideal.Pengetahuan tentang ciri-ciri pembicara yang baik sangat bermangaat bagi mereka yang sudah tergolong pembicara yang kurang baik dan bagi pembicara dalam tarap belajar. Bagi golongan pertama, pengetahuan tersebut dapat digunakan sebagai landasan mempertahankan, menyempurnakan atau mengembangkan keterampilan berbicara atau pidato yang sudah dimilikinya. Bagi golongan kedua yakni calon pemimpin. Hal itu sangat baik dipahami dan dipalikasikan sehingga dapat menghilangkan kebiasaan buruk yang selama ini mungkin dilakukan secara tidak sadar.
Setiap calon selain ia harus berwawasan luas juga dituntut harus mempunyai keterampilan berkomunikasi atau berbicara. Keterampilan tersebut dapat diperoleh melalui latihan yang sistematis, terarah dan berkesinambungan. Tanpa latihan, kepasihan berbicara atau pidato tidak dapat tercapai. Disamping itu, calon pemimpin juga harus mengetahui ciri-ciri pembicara yang ideal.Pengetahuan tentang ciri-ciri pembicara yang baik sangat bermangaat bagi mereka yang sudah tergolong pembicara yang kurang baik dan bagi pembicara dalam tarap belajar. Bagi golongan pertama, pengetahuan tersebut dapat digunakan sebagai landasan mempertahankan, menyempurnakan atau mengembangkan keterampilan berbicara atau pidato yang sudah dimilikinya. Bagi golongan kedua yakni calon pemimpin. Hal itu sangat baik dipahami dan dipalikasikan sehingga dapat menghilangkan kebiasaan buruk yang selama ini mungkin dilakukan secara tidak sadar.
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Retorika (dari bahasa Yunani ῥήτωρ,
rhêtôr, orator, teacher) adalah sebuah teknik pembujuk-rayuan secara
persuasi untuk menghasilkan bujukan dengan melalui karakter pembicara,
emosional atau argumen (logo), awalnya Aristoteles mencetuskan dalam
sebuah dialog sebelum The Rhetoric dengan judul 'Grullos' atau Plato
menulis dalam Gorgias, secara umum ialah seni manipulatif atau teknik persuasi
politik yang bersifat transaksional dengan menggunakan lambang untuk
mengidentifikasi pembicara dengan pendengar melalui pidato, persuader
dan yang dipersuasi saling bekerja sama dalam merumuskan nilai,
keprcayaan dan pengharapan mereka.
B.SARAN
Untuk penyempurnaan makalah ini kami sangat berharap diberikan masukan berupa kritik dan saran di dalamnya
Daftar pustaka
Budiarjo,miriam.dasar dasar ilmu politik.PT.GRAMEDIA PUSTAKA
UTAMA.JAKARTA:2008
Hendrikus,Deiwwor.Retorika.PT KANISIUS PUBLISHER.Yogyakarta:1991
http://protechhakaisha.blogspot.com/2011/12/sejarah-retorika.html,Di unduh pada 8 Januari 2012
Medhurst dan Benson .Rhetorical Analysis sebagai salah satu bentuk Analisis Teks Media(1984)
No comments:
Post a Comment